You are here: Home
^Kembali Ke Atas
SOSIALISASI PROKLIM DI DESA BEBANDEM
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keindahan alam yang dikagumi dunia. Hampir setiap tahunnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia jumlahnya bertambah. Tidak hanya itu, pemimpin negara juga menyempatkan menikmati keindahan alam Indonesia jika mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Keindahan alam ini tidak terlepas dari letak Indonesia yang strategis yakni di garis khatulistiwa, sehingga iklim Indonesia termasuk iklim tropis. Di zaman yang serba modern saat ini, banyak fungsi lahan /alam yang mengalami perubahan, misalnya hutan yang dulunya asri sekarang sudah banyak adanya penebangan hutan secara liar, lahan pertanian juga mengalami perubahan dijadikan tempat berdirinya bangunan /gedung-gedung tinggi, industri, tempat tinggal dan lainnya. Dengan demikian polusi akan bertambah tetapi tumbuh-tumbuhan yang fungsinya sebagai penyeimbang iklim semakin sedikit. Hal ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup, iklim sera dapat menyebabkan terjadinya bencana alam yang akan menimpa kita sendiri, sehinigga ini menjadi perhatian bagi pemerintah serta masyarakat.
Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia membuat kegiatan untuk mendorong partisipasi aktif masyarkat dan seluruh pihak untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kegiatan yang disebut PROKLIM (Program Kampung Iklim). Secara umum, Proklim ini mencakup tiga kriteria umum yakni, adaptasi, mitigasi serta kelembagaan dan dukungan berkelanjutan. Kegiatan ini akan ditindak lanjuti oleh kabuapten, salah satunya sudah dilakukan di kabupaten Karangsem. Rabu (19/4), Kabid Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, serta Tim Teknis mengadakan sosialisasi PROKLIM di desa Bebandem. Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta, yang tujuanya adalah mendorong pasrtisipasi masyarakat untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Kegiatan ini semoga bisa memberikan manfaat positif terhadap partisipasi dan perhatian masyarakat terhadap lingkungan, sehingga bisa mewujudkan desa Bebandem menjadi desa Proklim.
DESA BEBANDEM LAKUKAN PENJARINGAN DAN PENYARINGAN SERTA KUKUHKAN PERANGKAT DESA BARU
Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Karangsem Nomor 8 Tahun 2016 tentang Ketentuan Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, Perbekel Bebandem mengeluarkan Peraturan Perbekel Nomor 1 Tahun 2017 tentang Proses Penjaringan Dan Penyaringan Perangkat Desa. Sesuai dengan hal tersebut, pemerintah desa Bebandem membuka peluang bagi seluruh warga desa Bebandem yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti proses seleksi yang dimaksud. Adapun lowongan perangkat desa yang akan diisi adalah Perangkat Unsur Sekretariat Desa sebanyak 2 orang dan Perangkat Unsur Kewilayahan sebanyak 12 orang. Dari 67 orang pelamar, ditetapkan sebanyak 57 orang yang lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti tes tertulis dan tes wawancara.
Sesuai degan hasil seleksi yang dilaksanakan, akhirnya ditetapkan sebanyak 14 Perangkat Desa yang baru dan dikukuhkan pada tanggal 28 April 2017 Oleh Perbekel Bebandem, I Gede Partadana, SH. Perangkat Desa tersebut adalah I Ketut Gali Wahyu Suparta, S.Pd dan Ni Wayan Putu Lestari, SE pada posisi Unsur Sekretariat Desa, I Nyoman Sutama mengganti I Ketut Reta sebagai Kepala Wilayah Tihingan Tengah, I Wayan Puria, SE mengganti I Wayan Rudanta sebagai Kepala Wilayah Tihingan Kauh, I Wayan Putu Sariada mengganti I Wayan Mangku, SH sebagai Kepala Wilayah Tihingan Kangin, I Gede Hendrawan mengganti I Nyoman Sadra sebagai Kepala Wilayah Kastala, I Wayan Ari Artana mengganti I Wayan Sudiarta sebagai Kepala Wilayah Jungsri, I Kadek Putra Widarta mengganti Ida Ketut Santosa sebagai Kepala Wilayah Desa Tengah, I Komang Swastika mengganti I Wayan Pasek sebagai Kepala Wilayah Pandesari, I Made Sudarsana mengganti I Wayan Tri Adnyana Sebagai Kepala Wilayah Tohpati, I Ketut Wartika Adi Putra mengganti I Nengah Cadra sebagai Kepala Wilayah Kayuputih, I Made Suardita mengganti I Komang Bandem Sudayatana sebagai Kepala Wilayah Tihingseka, I Wayan Putu Suardika mengganti I Komang Subrata, SH sebagai Kepala Wilayah Liligundi dan I Komang Ardana mengganti I Ketut Sujana sebagai Kepala Wilayah Dukuh. Kegiatan pengukuhan tersebut dilakukan di Aula Kantor Desa Bebandem dan diikiuti oleh 80 orang yang terdiri dari Dinas PMD, Kecamatan, Perbekel se-Kecamatan Bebandem, Puskesman, Polsek Bebandem, Danramil Bebandem, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, serta seluruh Unsur Kelembagaan dan Kader yang ada di Desa Bebandem.
KEGIATAN EDUKASI DAN SOSIALISASI
PENANGGULANGAN BENCANA DI KAB/KOTA SE-BALI
DI DESA BEBANDEM
Indonesia yang terletak di garis katulistiwa, memiliki musim panas dan musim hujan. Memasuki Bulan Maret, wilayah Indonesia sedang memasuki musim pancaroba atau musim peralihan dari musim hujan ke musim panas. Pada musim hujan yang lalu, di Wilayah Indonesia banyak terjadi bencana yang banyak memakan korban jiwa. Dikutip dari http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38456759, pada tahun 2016 ada 2.342 bencana yang diantaranya 766 bencana banjir, 612 bencana longsor, 669 puting beliung, 74 kombinasi banjir dan longsor, 178 kebakaran hutan dan lahan, 13 gempa1 7 gunung meletus dan 23 gelombang pasang dan abrasi. Bencana ini menimbulkan 522 orang meninggal dunia dan hilang, 3.05 juta jiwa mengungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dan 2.311 unit fasilitas umum rusak. Dari data tersebut bisa kita jadikan acuan bahwasanya sangat perlu masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang penanggulangan bencana.
Rabu, (8/3) BPBD Provinsi Bali mengadakan kegiatan Edukasi dan Sosialisasi Penanggulangan Bencana Di Kab/Kota Se-Bali. Tempat yang dipilih untuk kegiatan ini adalah Kabupaten Karangasem, tepatnya Desa Bebandem. Acara yang dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Perbekel beserta staf desa Bebandem, Bhabinkamtibmas, BPD, Lembaga Kemasyarakatan, Tokoh masyarakat, Relawan dan siswa SMA. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang ciri-ciri atau tanda-tanda bencana alam sehingga masyarakat bisa melakukan tindakan untuk menghindar dari bencana.
Acara ini dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama adalah sesi materi yang diisi dengan tiga materi. Materi pertama dari BMKG Kabupaten Karangasem tentang Peran BMKG Dalam Penanggulangan Bencana, materi kedua diisi dari BASARNAS Kabupaten Karangasem tentang Peran BASARNAS Dalam Penanggulangan Bencana, dan sesi terakhir diisi oleh PMI Kabupaten Karangasem tentang Peringatan Dini Berbasis Masyarakat. Sesi kedua diisi dengan diskusi atau tanya jawab seputar bencana alam. Kegiatan ini sangat disambut baik oleh pemerintah desa dan masyarakat desa Bebandem, karena memberikan pengetahun baru tentang penanggulangan bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita.
MUSDES PERTANGGUNGJAWABAN BUMDES “BANDEM JAGADHITA”
Desa Bebandem adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kabupaten Karangasem. Desa ini memiliki banyak potensi seperti pertanian, perdagangan, industri rumah tangga, pertukangan, peternakan serta kerajinan. Dengan banyaknya potensi yang dimiliki, pemerintah desa membentuk sebuah lembaga yang nantinya bisa mendorong kegiatan masyarakat agar lebih berkembang dan maju. Lembaga yang dimaksud adalah BUMDES. Dikutip dari http://www.koperasi.net/2016/10/bumdes-dan-koperasi-desa.html, BUMDES adalah Badan Usaha Milik Desa yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
BUMDES Desa Bebandem sudah melaksanakan MUSDES untuk beberapa kegiatan tahun 2016 yang dilaporkan kepada pemerintah desa. Kegiatan ini dihadiri oleh staf dan perangkat desa, Ketua BPD beserta anggota, serta kelembagaan dan tokoh masyarakat lainnya. Menurut I Nengah Cadra selaku ketua BUMDES, “untuk tahun 2016, BUMDES ‘Bandem Jagadhita’ memperoleh pendapatan sebesar Rp.285.727.943,-. Pendapatan ini diperoleh dari usaha simpan pinjam, pengelolaan sarana air bersih desa, pasar dan jasa sewa. Pendapatan ini meningkat dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp.203.156.382,-“. Sementara untuk tahun 2017 BUMDES tetap menjalankan usaha yang sudah ada serta akan membentuk usaha baru untuk meningkatkan pendapatan di tahun berikutnya imbuh beliau.